Inspirasi Lampung


NEGERI ini sudah 69 tahun merdeka. Merdeka dari penjajahan asing, tetapi masih bergelut dengan persoalan dalam negeri. Korupsi, ketidakadilan, dan kemiskinan bersilang sengkarut dan tumbuh membesar menjadi persoalan serius.

Harapan sempat membuncah saat era reformasi bergulir 16 tahun silam. Saat itu nyaris semua sistem dirombak, undang-undang baru diciptakan dan peraturan baru bermunculan. Belum juga puas, Undang-Undang Dasar 1945 sampai empat kali diperbarui melalui amandemen, hanya dalam empat tahun dari 1999�2002.

Hasilnya, masih jauh dari harapan. Korupsi makin merajalela. Data Kementerian Dalam Negeri, 251 kepala daerah terjerat kasus korupsi. Tersangka lain berasal dari anggota DPR/DPRD, kepala dinas, dan direktur/komisaris perusahaan swasta. Para elite tersebut belum selesai dengan diri sendiri. Mereka masih memerlukan aparat hukum untuk menertibkan perilaku.

Di bidang perekonomian, semua sumber daya diarahkan untuk mencapai keuntungan maksimal meskipun sering merusak tatanan sosial dan lingkungan. Sistem ekonomi Pancasila yang digerakkan dorongan moral tak mampu membendung motif ekonomi sesaat. (tajuk lampungpost)

Persoalan serius juga melanda dunia pendidikan kita. Sejak kecil, anak-anak dipacu untuk menjadi yang terbaik sekalipun dengan cara culas. Guru dan orang tua mencetak mereka menjadi robot pemburu ijazah dengan mengabaikan proses. Karut-marut ujian nasional sudah jelas membuktikan itu. Fokus pada hasil dan setia pada proses tinggal menjadi jargon kosong tanpa makna.

Bidang penegakan hukum tak kalah runyam. Aparat hukum lebih sering bermain di area menyenangkan dengan mengutamakan keadilan formal. Jarang terdengar ada langkah terobosan aparat hukum untuk mengejar keadilan material.

Perombakan sistem seperti dilakukan sejak era reformasi memang diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Namun, sebaik apa pun sebuah sistem tidak akan memberikan hasil optimal jika para pelakunya tidak memiliki integritas.

Persoalan integritas inilah yang kini menjadi barang langka. Ini negeri besar dengan 250-an juta penduduk, banyak politikus, tapi sedikit negarawan. Politikus bekerja untuk memenangkan pemilihan umum, tetapi negarawan berusaha mencetak pemimpin berintegritas untuk generasi mendatang.

Di tengah tatanan yang centang perenang itulah kemarin Lampung Post menerbitkan buku bertajuk Inspirasi, Merajut Lampung Bermartabat yang dirangkai dengan peluncuran radio Sai 100 FM. Buku Inspirasi lahir dari kecemasan Lampung Post menyaksikan zaman yang semakin egois.

Buku ini juga menjadi penanda penting, di tengah lingkungan yang semakin tak ramah masih ada beberapa orang yang bertekun dalam tugas pengabdian mereka. Tidak saja tugas sesuai dengan bidang pekerjaan mereka, lebih penting dari itu tugas kemanusiaan, bermanfaat bagi orang lain, dan menjadi sumber inspirasi bagi lingkungan terdekat.

Sosok inspiratif yang terpilih ternyata bisa datang dari mana saja, dari tempat yang jauh dan tak terpikirkan sebelumnya. Terlepas dari segala kekurangan mereka, warga Lampung layak bangga memiliki orang-orang yang bisa menjadi sumber inspirasi. Kita percaya mereka akan setia pada tugas kemanusiaan untuk memanusiakan manusia. n

sumber : https://goo.gl/gvuCMt
Previous
Next Post »
0 Komentar