Menggaet Manfaat Annual Meetings IMF-WB ke Daerah

PADA 8—14 Oktober 2018 di Bali akan diadakan pertemuan penting berskala dunia, yaitu para pemimpin ekonomi dunia, dalam pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dengan World Bank atau Annual Meeting IMF-WB. Selain dihadiri seluruh menteri keuangan dan gubernur bank sentral dunia, pertemuan tahunan ini juga akan dihadiri 3.500—5.000 investor di industri keuangan yang siap berinvestasi, 500 CSO, lembaga internasional, LSM, anggota parlemen, akademisi, media, dan observer dengan total peserta sebanyak 12.500 hingga 15 ribu orang.

Pertemuan ini jarang sekali terjadi bahkan mungkin 50 tahun sekali. Kita harus bangga Indonesia mendapatkan kesempatan ini, karena mata seluruh mata dunia akan tertuju ke negeri ini. Pertemuan ini akan mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu-isu terkini, seperti isu proteksionisme, isu perubahan iklim, isu stabiliitas keuangan global, isu tax reform, isu iklim bisnis (business climate), isu kemiskinan, pengangguran, lapangan kerja, isu sosial gender, dan isu ketidakmerataan (inequality).

Beberapa diskusi penting dunia yang lebih spesifik akan digelar dalam pertemuan ini antara lain G24 Meeting,  Constituent/Regional Meeting seperti ASEAN, MENA, CEMAC, CEMLA, G7 Meeting, dan G20 Meeting. Annual Meeting 2018 ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk mempercepat kemajuan Indonesia, melalui promosi peluang-peluang investasi, menjual isu-isu terkait di Indonesia seperti modernisasi dan inclusiveness dari perekonomian syariah, upaya Indonesia meningkatkan kinerja perekonomian dan resilient ekonomi Indonesia, promosi kemudahan berinvestasi di Indonesia, kebijakan perdagangan, suprastruktur dan infrastrukutur, hingga promosi wisata alam dan budaya, karena seluruh mata dunia akan tertuju ke Indonesia saat itu.

Banyak negara yang berminat untuk menjadi tuan rumah pada pertemuan berskala dunia ini. Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah bukan tanpa alasan. Indonesia punya banyak pengalaman sukses dalam menyelenggarakan event-event berskala dunia yang punya arti penting terhadap kebijakan dunia, seperti pada 1955 kita sukses mengadakan Konferensi Asia-Afrika (KAA), APEC tahun 2013, dan pertemuan IDB dan WEF tahun 2016. 

Selain itu, Indonesia juga dipandang sebagai negara yang reformis, resilient, dan sangat progresif dan potensial yang telah menggunakan sistem keuangan yang sesuai dan bersinergi dengan sistem keuangan dunia. Sebagai digitalized economy country, Indonesia memiliki inclusive growth yang baik. Indonesia dinilai dunia memiliki banyak program dan kebijakan yang baik, yang dapat dijadikan show case untuk menginisiasi negara-negara di dunia.

Lainnya seperti pembersihan Sungai Citarum yang sudah dikenal dunia, Woman Empower Program yaitu bagaimana ibu-ibu di desa yang semula tidak produktif lalu diberdayakan dengan program ini dan akhirnya dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Program infrastruktur sosial yang menyatukan dan dilakukan oleh non-government organization seperti yang dilakukan Muhamadiyah yang membangun fasilitas sekolah yang ditujukan untuk siswa tanpa melihat agama dan lain-lain.

Show case ini bisa dibawa dalam isu membangun infrastruktur sosial melalui isu keberagaman. Demikian juga ada sistem keuangan inklusif. Di Bali ada lembaga perkreditan di tingkat desa yang menerapkan sistem syariah. Bali dipilih sebagai tempat perhelatan utama event ini karena dianggap sebagai centre of ASEAN yang mudah terjangkau dari berbagai negara.

Ambil Manfaat
Pertemuan tahunan IMF-WB ini berdampak penuh terhadap perekonomian dan pembangunan Indonesia dan daerah pada umumnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, geliat di beberapa sektor akan dirasakan terutama sektor MICE, transportasi, akomodasi, belanja, hiburan, makanan dan minuman, dan wisata.

Manfaat jangka panjang berupa persepsi positif dari dunia pada Indonesia, leadership di dunia, meningkatkan investasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berkembangnya wisatawan dan tenaga kerja. Tidak hanya manfaatnya berdampak di Bali, seluruh provinsi di Indonesia juga dapat menikmatinya melalui extended time.
Tidak hanya perkembangan satu atau dua sektor, seluruh sektor juga diharapkan berdampak. Indonesia bisa memperkenalkan seni budaya kita, wisata kuliner, ragam tarian, dll. Keberagaman dalam kehidupan, sistem keuangan syariah yang berkembang di Indonesia, bisa menjadi show case unik menginisiasi dunia. Program kebijakan ramah lingkungan, energi terbarukan, peluang investasi dalam green economy, program pengamanan dan menjaga hutan lindung, kemitraan dll. Pertanyaannya adalah bagaimana memanfaatkan momentum ini sebaik-baiknya bagi Indonesia pada umumnya dan daerah pada khususnya?

Untuk memperoleh manfaat, setiap daerah harus menyusun potensi investasi yang menarik di daerahnya yang akan ditawarkan dalam pertemuan ini, sebab triliunan dana pensiun di dunia akan ditawarkan melalui agenda ini. Kebijakan-kebijakan daerah yang unik dan inovatif diharapkan dapat diusulkan dalam show case tersebut, seperti upaya pemda mengatasi ketimpangan (inequality), perbanyak infrastruktur, peningkatan keterampilan pekerja, mendirikan sekolah-sekolah vokasi, dll.

Pendanaan untuk kegiatan ini sudah masuk APBN 2018. Secara ekonomi, diperkirakan proyeksi dana yang akan  masuk ke Indonesia dari perhelatan ini sebesar Rp1,7 triliun, nonekonomi berupa bentuk promosi yang cair, terbangunnya networking, terjalinnya beberapa kerja sama ekonomi, dan keuangan. Hingga saat ini, sudah ada tawaran 62 paket wisata in Bali dan out of Bali. Beberapa provinsi yang sudah siap memanfaatkan extend waktu dari peserta annual meeting ini. Selain Bali yaitu Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Sumatera Utara, Lombok.

Partisipasi Lampung

Bagaimana persiapan Provinsi Lampung? Lampung dapat ikut berpartisipasi aktif dan memperoleh manfaat dari Annual Meeting 2018 ini. Beberapa potensi investasi yang bisa ditawarkan Lampung antara lain di sektor energi terbarukan, biomassa, panas bumi, investasi di sektor perkebunan, sawit, gula, singkong. water catchment program dengan menjaga keberadaan hutan lindung, dan investasi di sektor pariwisata.

Provinsi Lampung juga memiliki objek wisata yang terkenal di dunia, seperti Gunung Anak Krakatau, Way Kambas, snorkeling dan diving di Pulau Pahawang, Kiluan dengan lumba-lumbanya, kerajinan tapis, dll. Sisi inclusiveness system perbankan syariah, pembiayaan  pesantren yang marak di Lampung, model wakaf, dan pemberdayaan ekonomi pesantren bisa diperkenalkan kepada dunia.
Dari sisi sosial kependudukan, show case yang bisa Lampung diperkenalkan berupa kebijakan-kebijakan Pemprov Lampung menjaga kerukunan antaretnis, antaragama, dan mengelola transmigrasi. Dari sektor pariwisata, Lampung menawarkan paket wisata ke tujuan objek wisata terrebut.

Momen dunia ini bisa dimanfaatkan Lampung untuk men-show case semua kebijakan/program/kegiatan/komoditas/sektor/investasi di Lampung yang unik yang bisa menjadi contoh dunia atau berefek pada dunia. Pemprov Lampung juga dapat memanfaatkan momen ini untuk mendekati investor yang potensial atau sebagai chanelling investor seperti investor untuk pembangunan jalan dan investasi hijau, mengingat Lampung mampu menjaga hutan lindung demi menjaga paru-paru dunia, serta beberapa contoh model pembangunan yang sustainable.

Untuk itu, Pemprov Lampung harus segera mempersiapkan konsepnya secara utuh dan segera menghubungi panitia pusat melalui HYPERLINK "http://www.am2018bali.go.id" www.am2018bali.go.id , HYPERLINK "mailto:AM2018_BI@bi.go.id" AM2018_BI@bi.go.id , atau HYPERLINK "mailto:am_2018@kemenkeu.go.id" am_2018@kemenkeu.go.id .
Previous
Next Post »
0 Komentar