Gaya Kepemimpinan yang Didambakan Rakyat


 KEPEMIMPINAN merupakan suatu instrumen yang penting dalam segala aspek kehidupan berbangsa dalam menentukan arah dan kemajuan suatu bangsa sebagaimana yang diamanatkan konstitusi suatu negara. Pencapaian tujuan suatu negara ditentukan gaya dan kualitas pribadi pemimpinnya. Seorang pemimpin diharapkan selalu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi negaranya. Kepemimpinan lekat dengan gaya kepemimpinan karena gaya kepemimpinan berkaitan dengan kualitas interaksi dinamis antara seorang pemimpin dan masyarakat.

Berkaitan dengan gaya kepemimpinan, seorang pemimpin bisa saja menjadi seorang otoriter. Sebaliknya, ia bisa saja menjadi seorang demokratis. Hal ini bergantung pada bagaimana seorang pemimpin memaknai nilai kepemimpinan di tengah-tengah kekuasaan, kewibawaan, dan konsistensinya. Seorang pemimpin harus dapat menerapkan nilai yang diyakini itu dalam kepemimpinannya.

Sebagai contoh, penerapan nilai kepemimpinan ketika seorang pemimpin yang takut kepada Tuhan akan berupaya melayani masyarakatnya dengan tulus dan ikhlas sehingga masyarakat akan selalu memercayai dan mematuhi segala perintah pemimpin itu tanpa syarat. Pemimpin yang melayani dapat menginspirasi masyarakatnya berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan yang mengarah kepada pencapaian tujuan bersama.
Selain nilai kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang ideal juga harus memiliki etika moral yang baik dan bijaksana untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan amanah kekuasaan yang diembannya. Raja Sulaiman merupakan contoh seorang pemimpin yang paling berkhidmat di bumi ini dan tidak akan pernah muncul lagi seorang raja seberkhidmat dia.

Memang, untuk mencari seorang pemimpin berkriteria seperti di atas sangat susah menemukannya. Namun, kita tidak boleh berputus asa mengupayakan agar muncul seorang pemimpin yang berkarakter unggul, berkhidmat, melayani, serta takut kepada Tuhan. Semua hal itu berguna bagi seorang pemimpin dalam mengelola dan menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi.

Semua permasalahan yang muncul masa kini semakin pelik karena dipicu percepatan revolusi teknologi informasi generasi kelima. Dampak perubahan teknologi informasi itu dahsyat karena telah banyak mengubah tatanan bermasyarakat dan bernegara yang telah mapan sebelumnya.

Pemimpin zaman turbulensi sekarang ini sudah jauh lebih sulit dalam menjalankan amanatnya sebagai pemimpin dalam suatu negara. Banyak permasalahan yang tadinya tidak pernah eksis bisa menjadi masalah sekarang ini. Suatu masalah kecil bisa saja menjadi masalah besar skalanya. Berbeda dengan pemimpin zaman sebelumnya, yakni tantangan, lingkungan, dan penanganannya juga sangat berbeda.

Gaya Presiden
Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau Presiden Jokowi banyak menghadapi gempuran dari berbagai aspek. Namun, Presiden dapat meredamnya dengan gaya dan pendekatan kepemimpinan yang sangat khas dan berbeda dengan presiden sebelumnya. Presiden Jokowi merupakan tipe pemimpin situasional yang mau dengan gigih membelajar dari berbagai situasi dan kondisi.

Awalnya, Presiden Jokowi terlihat terkaget-kaget dalam menangani berbagai permasalahan yang muncul. Namun, seiring dengan perkembangan waktu dan proses belajar yang terus-menerus, kelihatannya Presiden Jokowi telah mulai percaya diri, tenang, dan taktis dalam menangani segala tata kelola pemerintahan. Presiden Jokowi proaktif mencarikan ide kreatif dan inovatif sebagai solusi yang tepat dalam rangka perbaikan kehidupan masyarakat.

Hasil kerja keras Presiden Jokowi itu telah diapresiasi publik, terbukti dengan hasil survei Litbang Kompas 8 Oktober 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 70,8% masyarakat merasa puas dengan kinerja pemerintahan selama tiga tahun terakhir. Namun, Presiden Jokowi perlu juga mewaspadai hasil survei Median bahwa Presiden Jokowi hanya mendapatkan 36,2% suara apabila dilakukan pilpres pada tanggal 2 Oktober 2017. Namun, dia masih tetap menjadi kandidat terkuat presiden periode 2019—2024.
Presiden Jokowi tetap tegas dan konsisten dalam segala tindak dan perilakunya dalam menetapkan setiap kebijakan publik yang dibuktikan dengan berbagai keputusan. Seperti membatalkan penetapan Budi Gunawan sebagai calon kapolri, memberhentikan sementara Ketua KPK Abraham Samad, memutuskan eksekusi mati dua warga negara Australia, mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif, menenggelamkan kapal asing pencuri ikan, melakukan negosiasi dengan PT Freeport dengan tegas dan bersikap, dan tidak melakukan intervensi kasus ketua DPR,dll.
Jokowi telah menetapkan program revolusi mental, khususnya pada dunia pendidikan dalam poin ke Nawacita. Revolusi mental itu diharapkan mampu mengubah dan membenahi karakter bangsa Indonesia. Walaupun sampai saat ini revolusi mental itu belum berhasil, dengan perbaikan konsep, metode, dan pendekatan implementasi diharapkan dapat mengakselerasi pencapaian tujuan.
Revolusi mental dimulai dari pinggiran atau perdesaan sehingga dampak dan pengaruhnya akan bergulir ke area perkotaan yang secara otomatis terakumulasi menjadi kristalisasi nilai-nilai luhur sebagai karakter unggul nasional. Karena itu, Jokowi diharapkan harus tetap konsisten bekerja keras, cerdas, ikhlas, dan tuntas untuk selalu berupaya mengonsolidasikan seluruh kekuatan nasional, sekaligus mampu merajut sinergisitas berbagai komponen bangsa agar tercipta tata kelola pemerintahan dalam suatu koridor visi-misi yang selaras.
Previous
Next Post »
0 Komentar