Festival Dalam Tempurung



DINAS Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung bersama enam dinas lainnya masuk dalam kategori zona merah versi Ombudsman. Itu artinya, pemenuhan pelayanan publik di dinas tersebut sangat buruk. Di tangan dinas yang pelayanan publiknya sangat buruk itulah Festival Krakatau 2014 diselenggarakan.

Ada korelasi teramat erat antara pelaksanaan Festival Krakatau 2014 yang tanpa makna dan zona merah yang diraih Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung. Festival itu berjalan hanya sebagai ritual tahunan yang kehilangan rohnya sehingga tidak ada gaungnya.

Gaung sebuah festival bisa menembus batas ruang dan waktu di Provinsi Lampung jika dipublikasikan secara besar-besaran. Publikasikan itu tentu saja melibatkan media massa.

Pengakuan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Herlina Warganegara sangat mengejutkan. Ia mengakui bahwa Festival Krakatau 2014 tidak melibatkan media massa karena keterbatasan biaya promosi. Menurut Herlina, promosi hanya memanfaatkan kelompok-kelompok komunitas karena tidak membutuhkan biaya alias gratis.

Keterbatasan dana mestinya bukan menjadi alasan. Seandainya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dijabat orang yang kreatif dan inovatif, promosi Festival Krakatau tidak harus menelan biaya yang sangat besar. Kata kuncinya ialah kreativitas dan inovasi, bukan uang. Sangat pantas jika dinas itu masuk zona merah karena dikelola dengan kreativitas dan inovasi seadanya.

Keunikan Festival Krakatau dibandingkan kegiatan serupa di daerah lain ialah peringatan meletus Gunung Krakatau pada 1883. Letusan itu memberi pengaruh yang begitu besar di dunia. Tujuan penyelenggaraan festival, seperti yang diungkapkan Gubernur Lampung Ridho Ficardo, ialah menarik investor. Tujuan itu tidak tercapai jika festival digelar ibarat katak dalam tempurung, tanpa diketahui dunia luar lewat publikasi yang terus-menerus.

Pembangunan dan pengembangan pariwisata di Lampung harus diletakkan dalam bingkai menggerakkan roda perekonomian yang pada gilirannya ikut menyumbang pendapatan asli daerah. Pariwisata sudah masuk dalam lingkup industri kreatif.

Industri kreatif hanya bisa berkembang jika Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin orang yang kreatif dan inovatif. Menurut literatur, manfaat pembangunan industri pariwisata antara lain semakin besarnya kesempatan berusaha, terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah.

Selain itu, mendorong pembangunan daerah, melestarikan budaya dan adat istiadat, meningkatkan kecerdasan masyarakat, meningkatkan kesehatan dan kesegaran dan dapat mengurangi konflik sosial.

Ukuran keberhasilan Festival Krakatau 2014 bukan semata besar-kecilnya partisipasi rayat. Akan tetapi keberhasilan itu harus dilihat seberapa besar investor menanam modal di dunia pariwisata dan seberapa banyak kunjungan wisatawan asing domestik. Jika itu jadi alat ukur, harus jujur dikatakan bahwa Festival Krakatau masih sebatas kegiatan rutin tanpa makna.

Festival Krakatau diselenggarakan dalam tempurung sehingga Lampung gagal memanfaatkan letak geografis yang strategis karena dekat dengan Jakarta dan merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera. Gagal menarik investor dan meningkatkan kunjungan wisatawan. n

sumber :https://goo.gl/wW9roR
Previous
Next Post »
0 Komentar